Online Yahoo

Jumat, 19 Juni 2009

Mikrofon untuk Merekam Drum


Baiklah, sekarang kita lanjutkan membicarakan tentang miking drum. Pada edisi yang lalu, sudah dijelaskan tentang mikrofon yang paling sering digunakan untuk merekam “snare drum” dan “hi-hat”. Sekarang kita akan fokus ke “kick drum”.

Anda sudah tahu kick drum, bukan? Kick drum itu yang bulatannya paling besar dan diletakkan di atas lantai. Berhubung kick drum ini bermodel besar, sewaktu dimainkan bunyinya menjadi cukup nge-bass. Tapi tunggu dulu, kick drum itu sendiri punya beberapa tipe. Kick drum untuk lagu Pop dan Rock berbeda dengan kick drum untuk Swing Jazz. Untuk Pop dan Rock, size-nya lebih besar dan soundnya lebih deep. Kalau untuk Swing Jazz, biasanya lebih kecil, lebih light, dan terkadang ada yang berbunyi seperti tom.

Kalau Anda perhatikan dengan teliti, ada kick drum yang berlubang, ada juga yang tidak. Kalau berlubang, sepertinya tidak bakal bermasalah karena mikrofonnya boleh langsung dimasukkan ke lubang, dan... “you got the sound”. Kalau tidak berlubang, ambil saja cutter, gunting, atau pisau, terus lubangi. Hmm... boleh juga ide itu. Paling nanti pemilik drum marah-marah, lalu Anda harus mengganti dengan yang baru, he-he.... Intinya, miking kick drum tidak terlalu sulit. Paling tidak, ada beberapa teknik yang sudah sering digunakan, dan lumayan sukses. Secara basic, ada dua teknik miking kick drum.

1. Melepaskan head dari kick drum
Untuk teknik yang satu ini, biasanya si drumer sering marah-marah. Katanya, “Ngapain harus dibuka head-nya. You gotta learn how to mic kick drum, Dude!” Kena semprot, deh. Sebagai sound engineer, kita harus bisa membujuk supaya drumer mau melepas head. Mereka sebenarnya cool-cool saja, hanya terkadang agak repot membuka baut satu per satu. Namun sebenarnya, apa tujuannya? Mengapa harus dilepas? Kenapa bukan dimasukkan lewat lubangnya?

Sumber AudioPro

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger Themes

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More